seperti aku part 3

Jumat, 29 Maret 2013


Setelah kejadian malam itu yang mambuatku selalu tersenyum sekarang menjadi berbanding terbalik, semua berbuah menjadi sebuah keputusan yang teramat menyakitkan bagiku.

Kejadian ini berawal dari seminggu sesudah malam itu. Sikap Luthfi yang biasanya selalu baik padaku sekarang dia menjadi seorang yang pemarah, aku sangat heran kenapa sikap dia berubah tak seperti biasanya yang biasanya manis dan sangat sangat lembut padaku.

Masalah kecil pun di besar-besarkan, dan ini membuat ku berfikir untuk mengikuti Luthfi sepulang sekolah. Saat bel pulang sekolah berdering aku langsung keluar kelas untuk melihat ke kelas Luthfi apakah dia sudah keluar atau belum, ternyata dugaanku benar Luthfi masih ada di kelasnya karna ternyata dia ada pelajaran tambahan untuk persiapan Ujian Nasional.

Hampir 1 jam lebih aku menunggu dia, akhirnya Luthfi keluar dengan teman-temannya. Aku mengikutinya dengan jarak lumayan jauh karna takut ketahuan, dia berjalan ke arah parkiran untuk mengambil mobilnya dan saat itu aku membawa sepeda motor sengaja hanya untuk menikutinya pergi kemana dia sepulang sekolah.

Mobilnya keluar parkiran dan aku langsung mengikutinya dari belakang untuk memastikan kenapa sikap dia menjadi lebih buruk daripada sebelumnya, ternyata dia menuju ke tempat bunga. Disana banyak sekali bunga-bunga cantik yang aku suka.
Dia keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam toko bunga itu, tak lama kemudian dia keluar dengan 1 bucket bunga mawar merah yang besar dan kira-kira itu ada 10 bunga mawar merah.
Hatiku tak karuan setelah melihat Luthfi masuk lagi ke dalam mobil dan mencuim bunga itu sambil tersenyum, lalu aku ikuti dia lagi mau kemana setelah ini.

Ternyata dia menuju ke arah restaurant dimana dulu menjadi tempat favorite aku dan Luthfi, dia keluar dari mobilnya dan aku segera mengikutinya dari belakang.
Akhirnya dia duduk sendiri seperti menunggu seseorang yang aku curigai adalah seorang perempuan, ternyata benar tak lama kemudian ada seorang perempuan cantik dengan rambut tergerai panjang dan aku terkejut ternyata perempuan itu tidak aneh dimataku, dia ternyata temanku sendiri, teman dekatku dikelas, dia adalah Caroline Velda Philbert anak popular di sekolah karna wajah bulenya yang cantik dan blaster indo dan jerman.

Lalu aku memperhatikannya dengan jelas, Luthfi memberikan bunga itu untuk nya sambil mencium pipi kanan dan kiri Caroline, aku tak menyangka apa yang aku lihat ini apa hanya ilusi atau kenyataan?

Karna kesabaranku habis akhirnya aku mendatangi mereka yang sedang asyik pegangan tangan dan air mata tak bisa ku bendung lagi, dengan jantung berdegup dengan kencang ku percepat langkah ini.

“hay” sapaku, mereka terkejut dan melepaskan erat genggaman itu

“Zahira?” Luthfi langsung berdiri karena kaget kedatanganku ini

“Za..za..zahira aku bisa jelaskan ini semua” dengan suara terputus-putus Luthfi memintaku untuk mendengarkan penjelasannya.

“Jadi ini penyebab kamu tinggalin aku? Lebih memilih temanku sendiri dari pada aku? Aku tau Luthfi, aku emang gak sempurna, aku ga secantik Caroline, karna aku banyak kurangnya di bandingkan dia” air mataku terus membasahi pipi ini, sakit rasanya seperti ini.

“Zahira dengerin penjelasan aku dulu, aku bisa jelasin semuanya” Luthfi tetap ingin aku mendengarkan penjelasannya.

“Apa ini kurang jelas hah? Kamu beli bunga untuk dia, dan kalian sekarang kencan di restaurant yang menjadi Favorite kita dulu hah? Apa kamu sadar? Selama ini aku udah sayang sama kamu, aku ga minta balasan apapun itu, aku cuma ingin satu Fi, satu aja kasih sayang yang tulus dari kamu Fi” aku menangis semakin kencang.

“Zahira maafkan aku, aa..aa.aaku” langsung ku potong pembicaraannya.

“Mungkin ini memang takdir Tuhan tidak menyatukan kita, pesan terakhir dariku jaga Caroline dengan baik dan jangan pernah kamu mengulangi kesalahan seperti ini untuk kedua kalinya, semoga kamu bahagia dengan pilihanmu sekarang yang satu keyakinan tidak seperti kita yang memang dari awal kita tidak harus kenal” aku pergi dengan rasa sakit dihati, rasanya sakit sekali, tangisan ini makin meledak setelah meninggalkan Luthfi dan Caroline di restaurant tadi.

Ku langkahkan kaki ini menuju sepeda motorku, dan pulang dengan rasa kecewa yang sangat besar, cinta ini tak terbalaskan hingga akhirnya aku pergi tinggalkan Luthfi tanpa jejak.

Selamat tinggal masalalu, semoga menjadi pelajaran berharga dan menjadi lebih baik ke depannya. Dan aku akan memulai dari awal lagi dengan love story berikutnya dengan seseorang yang berbeda dengan sebelumnya J




Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer