Setelah kejadian malam itu yang mambuatku selalu tersenyum
sekarang menjadi berbanding terbalik, semua berbuah menjadi sebuah keputusan
yang teramat menyakitkan bagiku.
Kejadian ini berawal dari seminggu sesudah malam itu. Sikap Luthfi
yang biasanya selalu baik padaku sekarang dia menjadi seorang yang pemarah, aku
sangat heran kenapa sikap dia berubah tak seperti biasanya yang biasanya manis
dan sangat sangat lembut padaku.
Masalah kecil pun di besar-besarkan, dan ini membuat ku
berfikir untuk mengikuti Luthfi sepulang sekolah. Saat bel pulang sekolah berdering
aku langsung keluar kelas untuk melihat ke kelas Luthfi apakah dia sudah keluar
atau belum, ternyata dugaanku benar Luthfi masih ada di kelasnya karna ternyata
dia ada pelajaran tambahan untuk persiapan Ujian Nasional.
Hampir 1 jam lebih aku menunggu dia, akhirnya Luthfi keluar
dengan teman-temannya. Aku mengikutinya dengan jarak lumayan jauh karna takut
ketahuan, dia berjalan ke arah parkiran untuk mengambil mobilnya dan saat itu aku
membawa sepeda motor sengaja hanya untuk menikutinya pergi kemana dia sepulang
sekolah.
Mobilnya keluar parkiran dan aku langsung mengikutinya dari
belakang untuk memastikan kenapa sikap dia menjadi lebih buruk daripada
sebelumnya, ternyata dia menuju ke tempat bunga. Disana banyak sekali
bunga-bunga cantik yang aku suka.
Dia keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam toko bunga itu,
tak lama kemudian dia keluar dengan 1 bucket bunga mawar merah yang besar dan
kira-kira itu ada 10 bunga mawar merah.
Hatiku tak karuan setelah melihat Luthfi masuk lagi ke dalam
mobil dan mencuim bunga itu sambil tersenyum, lalu aku ikuti dia lagi mau
kemana setelah ini.
Ternyata dia menuju ke arah restaurant dimana dulu menjadi
tempat favorite aku dan Luthfi, dia keluar dari mobilnya dan aku segera
mengikutinya dari belakang.
Akhirnya dia duduk sendiri seperti menunggu seseorang yang
aku curigai adalah seorang perempuan, ternyata benar tak lama kemudian ada
seorang perempuan cantik dengan rambut tergerai panjang dan aku terkejut
ternyata perempuan itu tidak aneh dimataku, dia ternyata temanku sendiri, teman
dekatku dikelas, dia adalah Caroline Velda Philbert anak popular di sekolah
karna wajah bulenya yang cantik dan blaster indo dan jerman.
Lalu aku memperhatikannya dengan jelas, Luthfi memberikan
bunga itu untuk nya sambil mencium pipi kanan dan kiri Caroline, aku tak
menyangka apa yang aku lihat ini apa hanya ilusi atau kenyataan?
Karna kesabaranku habis akhirnya aku mendatangi mereka yang
sedang asyik pegangan tangan dan air mata tak bisa ku bendung lagi, dengan
jantung berdegup dengan kencang ku percepat langkah ini.
“hay” sapaku, mereka terkejut dan melepaskan erat genggaman
itu
“Zahira?” Luthfi langsung berdiri karena kaget kedatanganku
ini
“Za..za..zahira aku bisa jelaskan ini semua” dengan suara
terputus-putus Luthfi memintaku untuk mendengarkan penjelasannya.
“Jadi ini penyebab kamu tinggalin aku? Lebih memilih temanku
sendiri dari pada aku? Aku tau Luthfi, aku emang gak sempurna, aku ga secantik
Caroline, karna aku banyak kurangnya di bandingkan dia” air mataku terus
membasahi pipi ini, sakit rasanya seperti ini.
“Zahira dengerin penjelasan aku dulu, aku bisa jelasin
semuanya” Luthfi tetap ingin aku mendengarkan penjelasannya.
“Apa ini kurang jelas hah? Kamu beli bunga untuk dia, dan
kalian sekarang kencan di restaurant yang menjadi Favorite kita dulu hah? Apa kamu
sadar? Selama ini aku udah sayang sama kamu, aku ga minta balasan apapun itu,
aku cuma ingin satu Fi, satu aja kasih sayang yang tulus dari kamu Fi” aku
menangis semakin kencang.
“Zahira maafkan aku, aa..aa.aaku” langsung ku potong
pembicaraannya.
“Mungkin ini memang takdir Tuhan tidak menyatukan kita, pesan
terakhir dariku jaga Caroline dengan baik dan jangan pernah kamu mengulangi kesalahan
seperti ini untuk kedua kalinya, semoga kamu bahagia dengan pilihanmu sekarang
yang satu keyakinan tidak seperti kita yang memang dari awal kita tidak harus
kenal” aku pergi dengan rasa sakit dihati, rasanya sakit sekali, tangisan ini
makin meledak setelah meninggalkan Luthfi dan Caroline di restaurant tadi.
Ku langkahkan kaki ini menuju sepeda motorku, dan pulang
dengan rasa kecewa yang sangat besar, cinta ini tak terbalaskan hingga akhirnya
aku pergi tinggalkan Luthfi tanpa jejak.
Selamat tinggal masalalu, semoga menjadi pelajaran berharga
dan menjadi lebih baik ke depannya. Dan aku akan memulai dari awal lagi dengan
love story berikutnya dengan seseorang yang berbeda dengan sebelumnya J
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer